Industrialisasi di Indonesia
Materi
11
Industrialisasi
di Indonesia
11.1 Konsep dan tujuan
Industrialisasi
Dalam sejarah pembangunan ekonomi,
konsep industrialisasi berawal dari revolusi industry pertama pada pertengahan
abad 18 di Inggris dengan penemuan metode baru untuk pemintalan dan penenunan
kapas yang menciptakan spesialisasi dalam produksi dan peningkatan
produktivitas dari factor produksi yang digunakan. Setelah itu, inovasi dan
penemuan baru dalam pengolahan besi dan mesin uap yang mendorong inovasi dalam
pembuatan antara lain besi baja, kereta api dan kapal tenaga uap.
Revolusi industry kedua akhir abad 18
dan awal abad 19 dengan berbagai perkembangan teknologi dan inovasi membantu
laju industrialisasi. Setelah PD II muncul berbagai teknologi baru seperti
produksi masal dengan menggunakan assembly line, tenaga listrik, kendaraan
bermotor, penemuan barang sintetis dan revolusi teknologi komunikasi,
elektronik, bio, computer dan penggunaan robot.
11.2 Faktor-faktor
Pendorong Industrialisasi
1.
Kemampuan teknologi dan inovasi
2. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
3. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
4. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
5. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
6. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
7. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
2. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
3. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
4. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
5. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
6. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
7. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
11.3 Perkembangan
Sektor Industri Manufaktur Nasional
Sector industry manufaktur di banyak
Negara berkembang mengalami perkembangan sangat pesat dalam tiga decade
terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus istimewa.
Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic karena kinerja
ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industry manufaktur merupakan
contributor utama.
Untuk melihat sejauh mana perkembangan
industry manufaktur di Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan
kinerjanya dengan sector yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN,
misalnya kontribusi output dari sector industry manufaktur terhadap pembentukan
PDB di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output
rata-ratanya termasuk tinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini
menandakan Indonesia belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang
tinggi dibandingkan Malaysia dan Thailand.
11.4 Pemasalahan
Industrialisasi
Secara umum, industry manufaktur di
Negara-negara berkembang masih terbelakang jika dibandingkan dengan sector yang
sama di Negara maju, walaupun di Negara-negara berkembanga ada Negara-negara
yang industrinya sudah sangat maju.
Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000)
dalam studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi industry manufaktur
nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat structural dan yang
bersifat organisasi.
Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:
Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:
1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit
a. Empat
produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa
50% dari nilai total manufaktur
b. Pasar
tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas
c. Tiga
Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor manufaktur
Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan
pakaian jadi
d. Sepuluh
produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur
e. Banyak
produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan Indonesia
mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat
f. Banyak
produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia mengalami
penurunan daya saing
2.
Ketergantungan impor yang sangat tinggi
3.
Tidak adanya industry berteknologi menengah
4. Konsentrasi regional
4. Konsentrasi regional
Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:
1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped
2. Konsentrasi pasar
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
4. Lemahnya SDM
11.5 Strategi Pembangunan Sektor Industri
Subtitusi Impor (inward-looking)
Promosi Ekspor (outward-looking)
Strategi industrialisasi
1. Strategi Subtitusi Impor
·
Lebih menekankan pada pengembangan
industry yang berorientasi pada pasar domestic
·
Strategi subtitusi impor adalah industry
domestic yang membuat barang menggantikan impor
·
Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan
mengembangkan
industry dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
b. Potensi permintaan dalam negeri memadai
c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
e. Dapat mengurangi ketergantungan impor
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
·
Ekspor manufaktur Indonesia belum
berkembang dengan baik
·
Kebijakan proteksi yang berlebihan selama
orde baru menimbulkan high cost economy
·
Teknologi yang digunakan oleh industry
dalam negeri, sangat diproteksi
3. Strategi Promosi Ekspor
·
Lebih berorientasi ke pasar
internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri
·
Tidak ada diskriminasi dalam pemberian
insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah
·
Dilandasi pemikiran bahwa laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang dibuat di
dalam negeri dijual di pasar ekspor
·
Strategi promosi ekspor mempromosikan
fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan
pola keunggulan komparatif
4. Kebijakan industrialisasi
·
Dirombaknya system devisa sehingga
transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana
·
Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya
disediakan bagi perusahaan Negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorong
pertumbuhan sector swasta bersama-sama dengan BUMN
·
Diberlakukannya Undang-undang PMA
sumber :
http://lufitasari.blogdetik.com/?p=72
Komentar
Posting Komentar