Usaha Kecil dan Menengah
Materi
12
Usaha
Kecil dan Menengah
12.1 Definisi
Perkembangan usaha kecil dan menengah
(UKM) di Indonesia mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat karena menjadi
salah satu sumber bagi penciptaan pendapatan dan pertumbuhan PDB serta ekspor nonmigas
terutama ekspor barang manufaktur.
(UM) usaha menengah adalah suatu badan usaha milik Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
(UM) usaha menengah adalah suatu badan usaha milik Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
(IDK) kegiatan ekonomi yang dilakukan
perorangan/ rumah tangga maupun sutatu badab bertujuan memproduksi barang dan
jasa untuk diperniagakan secara komersial yang mempunyai kekayaan bersih paling
banyak Rp200 juta dan nilai penjualan per tahun 1 miliar/kuarang.
12.2 Perkembangan Jumlah Unit dan Tenaga Kerja di UKM
12.2 Perkembangan Jumlah Unit dan Tenaga Kerja di UKM
Ekonomi Indonesia dikenal dengan
kegiatan bisnis informal yaitu usaha-usaha kecil dan menengah (UKM). Data
stastistik tahun 2007 saja menunjukkan jumlah unit usaha UKM mendekatai 99,98 %
terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang
terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja
Indonesia.
Data ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat berarti dan memiliki signifikansi yang cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia. Hal ini karena dunia UKM memang banyak berperan pada sektor riil.
Data ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat berarti dan memiliki signifikansi yang cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia. Hal ini karena dunia UKM memang banyak berperan pada sektor riil.
Negara besar dan kaya akan sumberdaya
alam seperti Indonesia dengan jumlah penduduk mendekati seperempat miliar
membutuhkan kegiatan ekonomi yang berpijak pada sektor riil. Investasi swasta
(termasuk asing) perlu diarahkan pada penanaman modal di sektor riil, bukan
nonriil.
Aliran dana investasi yang berupa ‘hot
money’ hanya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semu dan rentan terhadap
gejolak politik. Jika ini terjadi maka dapat mengganggu perekonomian bangsa
secara keseluruhan.
Upaya menumbuh-ratakan perekonomian
Indonesia sebaiknya diarahkan pada perhatian terhadap tumbuh-kembangnya sektor
UKM dan kegiatan ekonomi informal yang jumlah unit usahanya mendekati 100% dari
jumlah unit usaha yang ada. Sementara itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa
perbankan lebih suka berbisnis dengan pengusaha besar dengan omset miliaran
bahkan triliunan rupiah.
Secara logika memang berbisnis dengan
pengusaha besar dapat membawa keuntungan yang cukup besar. Sayangnya yang
dilihat lebih pada keuntungan besar semata. Padahal resiko kerugian tidak kalah
besar apabila kerjasamanya dengan pengusaha besar itu tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Pengalaman empirik di Indonesia
membuktikan kerugian pahit itu bagi perbankan. Kita masih ingat betapa
perbankan terpuruk saat terjadi krisis moneter tahun 1998. Banyak usaha besar
gulung tikar, sehingga juga mempengaruhi sektor perbankan. Sedangkan UKM
tingkat resiko dan spekulasinya tidak setinggi usaha besar. Tambahan lagi UKM
lebih banyak bermain di sektor riil yang memenuhi kebutuhan dan keperluan
sehari-hari masyarakat.Jadi Usaha Menengah Kecil ini memang sangat banyak
berpengaruh terutama terhadap pendapatan masyarakat yang menjalankan UKM karena
UKM ini dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat apabila mereka yang
menjalankan kegiatan ekonomi.
• Buruknya kinerja UB (usaha besar) selama krisis
Tingkat ketergantungan UB terhadap impor lebih besar dibandingkan UKM ini menyebabkan banyak produksi dalam negeri mengalami kerugian,nilai tukar rupiah pada saat tahun 1997 sangat besar terhadap dolar ini meyebabkan biaya impor menjadi sangat mahal.Banyak perusahaan mengurangi produksinya karena tidak sanggup membiayai impor.Akibatnya banyak perusahaan termasuk UB mengalimi krisis.
Ketergantungan UB terhadap kredit perbankan,jalur melalui kredit perbankan sangat sulit karena bank sendiri pada saat itu lagi mengalami krisis besar dan meyebabkan suku bunga pinjaman menjadi sangat besar,mengalami inflasi.
• Buruknya kinerja UB (usaha besar) selama krisis
Tingkat ketergantungan UB terhadap impor lebih besar dibandingkan UKM ini menyebabkan banyak produksi dalam negeri mengalami kerugian,nilai tukar rupiah pada saat tahun 1997 sangat besar terhadap dolar ini meyebabkan biaya impor menjadi sangat mahal.Banyak perusahaan mengurangi produksinya karena tidak sanggup membiayai impor.Akibatnya banyak perusahaan termasuk UB mengalimi krisis.
Ketergantungan UB terhadap kredit perbankan,jalur melalui kredit perbankan sangat sulit karena bank sendiri pada saat itu lagi mengalami krisis besar dan meyebabkan suku bunga pinjaman menjadi sangat besar,mengalami inflasi.
• Perbedaan kinerja UKM di sector pertanian dan industri
UKM di sector pertanian tidak mengalami surplus karena tidak terlalu tergantung pada impor bahan baku,kredit perbankan,dan input lainnya.Sedangkan pada sector industri pengolahan bahan baku,alat-alat produksi,sangat tergantung pada impor dan yang membiayai produksinya melalui kredit perbankan atau dari UB melalui kemitraan.Industri pengolahan mengalami krisis akibatnya para pekerja kembali ke desa membuka lahan dan menjalani kembali UKM dengan begini meningkatkan jumlah unit UKM.
Segi
permintaan
Semakin banyak penduduk dan semakin
besar tingkat kemiskinan atau semakin luas kesenjangan distribusi pendapatan
disuatu wilayah.Semakin banyak UK di wilayah membuat barang dan jasa dengan
harga yang relative murah sehinnga dapat meringngankan anggaran pengeluaran
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Segi
penawaran
Semakin banyak jumlah pengagguran
semakin besar angka kemiskinan di suatu daerah semakin banyak kegiatan UK
.Negara yang berpendapatan rendah berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan.
Perkembangan UKM di industri pengolahan dan perdagangan berdasarkan Deperindag IKM dan DKM selama periode 1998-2001 mengalami peningkatan masing-masing 2,1 juta sampai 2,9 juta unit .
Perkembangan UKM di industri pengolahan dan perdagangan berdasarkan Deperindag IKM dan DKM selama periode 1998-2001 mengalami peningkatan masing-masing 2,1 juta sampai 2,9 juta unit .
UKM di Indonesia sangat penting dalam
penciptaan/pertumbuhan kesempatan kerja atau sumber pendapatan bagi masyarakat
miskin . fakta empiris menunjukkan bahwa kelompok usaha ini mengerjakan jauh
lebih banyak orang dibandingkan jumlah orang yang bekerja di UB.Pentingnya UKM
sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja di Indonesia tidak hanya tercermin
pada:
1. Kondisi statis adalah jumlah orang yang bekerja di kelompok usaha tersebut lebih banyak dari pada orang yang bekerja di UB.
2. Kondisi dinamis adalah laju kenaikan dari orang-orang yang bekerja di sector UKM kenaikannya lebih tinggi dibandingkan dengan UB.
1. Kondisi statis adalah jumlah orang yang bekerja di kelompok usaha tersebut lebih banyak dari pada orang yang bekerja di UB.
2. Kondisi dinamis adalah laju kenaikan dari orang-orang yang bekerja di sector UKM kenaikannya lebih tinggi dibandingkan dengan UB.
12.3 Nilai output dan Nilai Tambah
Peran UKM di Indonesia dalam bentuk
kontribusi output pertumbuhan PDB cukup besar.Kontribusi UK terhadap
pembentukan PDB lebih kecil dibandingkan kontribusinya terhadap kesempatan
kerja/rasio NOL menunjukkan bahwa tingkat produktivitas di UK lebih rendah
dibandingkan di UM dan di UB .Tingkat produktivitas diukur berdasarkan L dan K
(PP/ dari TFP : produktivitas dari factor-faktor produksi secara total.Pasar
yang dilayani UM berbeda dengan pasar UK.Pasar UM banyak melayani masyarakat
berpenghasilan menengah ke atas dengan elastisitas pendapatan positif.Pasa
yangdilayani UK lebih banyak kelompok pembeli berpenghasilan rendah dengan
elastisitas pendapatan negative.
12.4 Ekspor
12.4 Ekspor
Dalam UKM untuk merelisasikan potensi
ekspor ditentukan dari kombinasi factor-faktor keunggulan yang dimiliki UKM
Indonesia atas pesaing-pesaingnya.Keunggulan koperatif yang dimiliki Indonesia
seperti padat karya dalam membuat produk-produk terutama barang-barang
kerajinan ,bahan baku yang berlimpah.tap sanagt disayangkan SDM yang kita masih
sangat lemah dalam hal mengembangkan kerajinan ini mereka kuarang mendapatkan
wawasan tetang pemasaran suatu produk,manajemen dan dalam hal menggunakan
proses produksi yang modern apabila mereka dapat menggunakan proses produk
manajemen sangat membantu proses produksi menjadi lebih efisien.
12.5 Prospek UKM dalam Era Perdagangan Bebas dan Globalisasi Perekonomian Dunia
Berbagai unit usaha dalam setiap prospek
perdagangan bebas akan mengusahakan sutau usaha yang benar-benar terbaru
menciptakan usaha yang membuat konsumen tidak jenuh atau menciptakan inovasi
produk terbaru dimana kita menghadapi perdagangan bebas didukung dari produk
luar negeri yang sangat berpengaruh terhadap produk dalam negeri. Hal iniakan
menyebabkan banyak menciptakan kesempatan kerja tetapi disisi lain perdagangan
bebas dan globalisasi perekonomian Indonesia akan menghadipi tantangan yang
akan mucul berbeda-beda di kegiatan ekonomi. Globalisasi perekonomian dunia
akan mengakibatkan semakin tinggi mobilisasi modal, manusia dan sumber daya
produksi semakin terintegrasi kegiatan produksi, investasi dan keuangan antarnegara
menimbulkan gejolak ekonomi berpengaruh langsung terhadap ketidakstabilan
perekonomian di wilayah lain.
sumber :
http://yuliana-ekaputri.blogspot.com/2011/04/usaha-menengah-kecilbop-serta-penanaman.html
Komentar
Posting Komentar